MENGENAL LEBIH JAUH! TENTANG, PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (BPB)
Tanaman sawit terserang busuk pada pangkal batang |
Penyebab penyakit busuk pangkal batang.
Ganoderma boninense tergolong ke dalam filum Basidiomycota dan famili Ganodermataceae .Jamur G. boninense mempunyai basidiokarp yang sangat bervariasi ada yang dimidiater atau stipitate, ada yang bertangkai atau tidak, tumbuh horizontal atau vertikal, ada yang rata atau mengembung, dan ada yang terbentuk lingkaran konsentris. Basidiokarp dapat mencapai 17 cm, jari-jari 12 cm dengan tebal 2 cm (Treu 1998). Konveks atau permukaan atas licin seperti pernis dengan warna kehitaman sampai cokelat. Dalam pertumbuhannya daerah perbatasan akan berwarna oranye kuning serta putih pada ujungnya. Permukaan pori berwarna putih hingga krem dengan kerapatan 4-5/mm. Tebal kutis 0,07 mm, biasanya dilapisi lapisan tipis oranye atau kuning. Kutis ini mengandung hymenoderma dan pada ujung hymenoderma mengandung amyloid.
Berikut ini adalah klasifikasi dari jamur yang menyebapkan penyakit busuk pada pangkal batang ditanaman kelapa sawit:
Klasifikasi | |
---|---|
Kingdom | Fungi |
Divisi | Basidiomycota |
Kelas | Agaricomycetes |
Ordo | Polyparales |
Famili | Ganodermataceae |
Genus | Ganoderma |
Spesies | Ganoderma boninense |
Gejala awal penyakit sulit dideteksi karena perkembangannya yang lambat dan dikarenakan gejala eksternal berbeda dengan gejala internal. Sangat mudah untuk mengidentifikasi gejala di tanaman dewasa atau saat telah membentuk tubuh buah, konsekuensinya, penyakit jadi lebih sulit dikendalikan. Gejala utama penyakit Ganoderma adalah terhambatnya pertumbuhan, warna daun menjadi hijau pucat dan busuk pada batang tanaman. Pada tanaman belum menghasilkan, gejala awal ditandai dengan penguningan tanaman atau daun terbawah diikuti dengan nekrosis yang menyebar ke seluruh daun. Pada tanaman dewasa, semua pelepah menjadi pucat, semua daun dan pelepah mengering, daun tombak tidak membuka (terjadinya akumulasi daun tombak) dan suatu saat tanaman akan mati.
Saat gejala pada tajuk muncul, biasanya setengah dari jaringan didalam pangkal batang sudah mati oleh Ganoderma. Sebagai tambahan, gejala internal ditandai dengan busuk pangkal batang muncul. Dalam jaringan yang busuk, luka terlihat dari area berwarna coklat muda diikuti dengan area gelap seperti bayangan pita, yang umumnya disebut zona reaksi.
Secara mikroskopik, gejala internal dari akar yang terserang Ganoderma sama dengan batang yang terinfeksi. Jaringan korteks dari akar yang terinfeksi berubah menjadi coklat sampai putih. Pada serangan lanjutan, jaringan korteks menjadi rapuh dan mudah hancur. Jaringan stele akar terinfeksi menjadi hitam pada serangan berat. Hifa umumnya berada pada jaringan korteks, endodermis, perisel, xilem dan floem. Tanda lain dari penyakit ialah munculnya tubuh buah atau basidiokarp pada pangkal batang kelapa sawit. Tidak hanya di tanah mineral, di tanah gambut perkembangan penyakit Ganoderma juga lebih cepat. Laju infeksi yang lebih cepat ini diduga akibat peran mekanisme lain penyebaran Ganoderma yang melalui basidiospora
Adapun pengendalian yang dapat dilakukan antara lain:
- Menggunakan tanah bebas Ganoderma atau tanah yang sehat.
- Pemberian pupuk kandang ataupun pupuk kompos yang bertujuan mengembangkan jamur-jamur ataupun mikroorganisme antagonis (musuh alami) dari Ganoderma.
- Sanitasi tanaman terinfeksi dengan cara membuang bole dan akar mencacah dan membakar beserta bagian atas tanaman.
- Menyisip tanaman dengan lubang tanam.
- Pengendalian hayati yaitu perlakuan bibit dengan jamur antagonis (Trichoderma spp. dan Gliocladium spp.), baik saat melakukan peremajaan atau pemupukan dengan pupuk kompos atau organik. perlu di ingat bawa pengendalian dengan penggunaan jamur antagonis ini hanya sebagai salah satu tindakan preventif/pencegahan.
- Pemanfaatan tanaman yang toleran terhadap serangan Ganoderma.
- Pembuatan parit isolasi untuk tanaman terinfeksi.
- Pemusnahan inokulum dengan cara membongkar tanah dan memusnahkan tunggul-tunggul serta akar-akar tanaman terinfeksi kemudian dibakar.
Sedikit berbagi ilmu dari apa yang saya dapat dari cerita teman dan para petani sawit, bahwa mereka lebih cendrung menggunakan bibit tanaman dari luar (kaltim) karena kualitas yang bagus dan banyak disukai. Dan untuk meningkatkan hasil produksi mereka lebih memilih menggunakan pupuk kompos/kandang dibandingkan dengan pupuk kimia. Apalagi jika kita mampu mengitegrasikan dengan beternak sapi, saya rasa ini cukup menguntungkan selain kotorannya bisa digunakan untuk pupuk tanaman sawit, kita juga dapat mendapatkan keutungan dari ternak sapi.
penyakit jamur yang satu ini memang benar-benar merugikan,, petani sawit di daerah saya saja sering mengeluh. . walaupun di tanami lagi kelihatanya masih kurang bagus karena pertumbuhannya tidak sama..
ReplyDelete