PETANI WAJIB TAU!! CARA MENCAMPUR PESTISIDA DENGAN BAIK DAN BENAR
Asam + Basa >>>> Garam + Air Contoh : HCl + NaOH >>>> NaCl + H2O
Petani kita sering sekali mencampur pestisida tanpa mereka ketahui efek sampingannya, sehingga sering sekali hasil penyemprotan tidak maksimal bahkan tidak berfungsi sama sekali.
Hati-hati mencampur pestisida bersifat asam dan basa. Pestisida ternyata tidak selalu boleh saling dicampur. Kalau pestisida yang tidak boleh dicampur itu dipaksa dicampur juga, hasilnya tidak sehebat pestisida asli sebelum dicampur. Sehingga daya bunuh masing-masing pestisida menurun, malahan bisa hilang sama sekali. Itu karena terjadi “reaksi” antara bahan aktif dari msing-masing pestisida, sampai terbentuk senyawaan baru yang tidak beracun lagi (netral).
Sayangnya, tidak ada petunjuk khusus yang menerangkan, apakah dua pestisida bisa dicampur dalam pemakaian atau tidak. Pada tiap kemasan pestisida, paling hanya tercantum tulisan “Pestisida ini boleh dicampur dengan pestisida lain yang tidak bersifat basa”. Petunjuk itu ternyata masih mengandung tanya. Soalnya, pada tiap kemasan pestisida memang tidak pernah tercantum petunjuk, apakah pestisida itu bersifat basa atau tidak. Tapi, kalau hanya untuk mengetahui apakah suatu pestisida bersifat basa atau tidak, caranya tidaklah sulit.
Kita bisa mengetesnya dengan pH meter atau kertas lakmus, caranya sebagai berikut:
Sebelum dites, pesisida yang berbentuk bubuk mesti kita larutkan dulu dalam air. Ambil 1 sendok teh bubuk pestisida, larutkan dalam 1 gelas air bersih. (Pestisida yang berbentuk cair tidak perlu dilarutkan dalam air). Alat pH meter atau kertas lakmus lalu kita celupkan ke dalam larutan/cairan pestisida. Dari jarum petunjuk pH meter, kita akan langsung tahu pH dari pestisida.
Kalau jarumnya menunjuk angka di bawah 7, misalnya angka 6, 5 dan 4, berarti pestisidanya tidak basa. Sebaliknya kalau jarum itu menunjuk angka di atas 7, misalnya 8, 9 dan 10, pestisida itu bersifat basa. Kalau alat pengetesnya berupa kertas lakmus, untuk mengetahui pH pestisida, kita mesti mencocokkan warna lakmus setelah dicelup dengan “warna kunci” yang menyatakan angka pH.
Campuran | Pyrethroid | Carbamates | Organo Phospat | Nicotinoid | Pyrazole | Spinosyn |
---|---|---|---|---|---|---|
Pyrethroid | ||||||
Carbamates | ||||||
Organo Phospat | ||||||
Nicotinoid | ||||||
Pyrazole | ||||||
Spinosyn |
Contoh golongan Piretroid : Salah satu anggota generasi pertama adalah Allethrin. Generasi ke dua adalah Resmethrin. Generasi ke tiga adalah Fenvalerate dan Permethrin. Generasi ke empat adalah cypermethrin, fluvalinat dan Deltamethrin dan lain-lain.
Contoh golongan Karbamat : Aldikarb, Metiokarb, Metomil, Propoxur, dan lain-lain. Contoh golongan Organofosfat : TEPP, Malathion, Dimetoat, Dikrotofos, Mitamidofos, Asefat, Metil Parathion, Paration, Fention, Fonofos, Klorpirifos, Fention, Temephos, metidation dan lain-lain.
Contoh golongan Nikotinoid : Tiakloprid, Tiametoksam Insektisida Triazol.. Contoh golongan Pirazol : Fenpiroksimat Akarisida, Fipronil Insektisida Fenil.
Pencampuran pestisida tidak diperbolehkan bila sama-sama insektisida kontak atau sama-sama sistemik, sama-sama fungisida kontak atau sama-sama sistemik, atau dengan kata lain dua pestisida atau lebih yang mempunyai cara kerja sama, sebagai contoh: Racun pernafasan dengan racun pernafasan, kontak dengan kontak atau sistemik dengan sistemik.. Jika kita mencampur insektisida kontak dan sistemik juga boleh. Apalagi jika kita mencampur antara insektisida dengan fungisida, itu jelas boleh sekali.
Misalnya Gol avermectin (akarisida) kalau yang warnanya hitam. Sudah di campur insektisida. Yang dapat membunuh kutu-kutuan,wereng dan ulat, ngapain harus di campur lagi? (kurang bermanfaat dan sia-sai atau 1+1=1)
Gol avermectin bening (akarisida) yg masih murni bisa membunuh sejenis kutu-kutuan,wereng, kalau mau di campur dengan insektisida menurut saya gak papa.
- Hindari air yang keruh sebagai pencampur pestisida. Air yang keruh akan mengurangi daya basmi pestisida tersebut.
- Sebahagian besar Pupuk Daun akan melemahkan pestisida terutama yang mengandung kadar Nitrogen tinggi.
- Pestisida kimia tidak boleh dicampur dalam penggunaannya dengan pupuk biologi, karena pupuk biologi itu akan menjadi tidak berfungsi secara efektif.
- Janganlah mencampur pestisida langsung dalam tangki sprayer, sebaiknya lakukan pencampuran pestisida dalam wadah plastik terlebih dahulu (ember). Setelah tercampur dalam ember baru masukkan dalam dalam tangki sprayer.
- Jangan gunakan ember bekas pestisida untuk kegiatan lain selain kegiatan menyemprot. karena ember tersebut masih memiliki kandungan kimia meski sudah di cuci dengan detergen sekalipun
- Sasaran OPTnya beda
- Pestisida yang dicampurkan tidak menimbulkan efek buruk, misalnya menggumpal dan tidak “membakar” tanaman
- Pencampuran dilakukan untuk meningkatkan sinergisme atau memperkuat efikasi pestisida tersebut
- Dilakukan untuk meningkatkan spectrum pengendalian
- Dilakukan untuk memecah OPT yang sudah resisten atau mencegah/menunda resisten.
- Sasarannya sama
- Bahan aktifnya sama
- Pencampuran dapat memberikan efek buruk
- Dikhawatirkan menimbulkan cross resisten (resisten silang)
- Pencampuran dapat membahayakan keselamatan kerja aplikator
Apabila melakukan penyemprotan pupuk daun maka dilakukan pada Pukul 06.00 – 09.00 pagi atau 16.00 – 18.00 sore. Hindari penyemprotan pada saat matahari terik dan malam hari. Karena pada saat matahari terik dan malam hari mulut daun akan tertutup.
Semoga bermanfaat. terimakasih.
Post a Comment
b
untuk style font tebal ,um
untuk style font miring ,u
untuk style font garis bawah dst..Untuk memasukan gambar dan video yt masukan url lalu klik
img
atauyotube
[img]url gambar[img]
b em u quote
pre code img youtube
embed