Mengenal dan Memahami Tentang Macam-macam Hama Yang Menyerang Tanaman Teh

Sebelum kita membahas membahas mengenai hama ataupun penyakit pada tanaman budidaya khususnya teh, kita review singkat dulu ya sobat awb tentang sejarah teh. Negeri Tiongkok menjadi tempat lahirnya teh, disanalah pohon teh Tiongkok (Camellia sinensis) ditemukan dan berasal. Tepatnya di provinsi Yunnan, bagian barat daya Cina. Iklim wilayah itu tropis dan sub-tropis, dimana daerah tersebut memang secara keseluruhan adalah hutan zaman purba. Daerah demikian, yang hangat dan lembab menjadi tempat yang sangat cocok bagi tanaman teh, bahkan ada teh liar yang berumur 2,700 tahun dan selebihnya tanaman teh yang ditanam yang mencapai usia 800 tahun ditemukan ditempat ini. Teh Cina pada awalnya memang digunakan untuk bahan obat-obatan (Abad ke-8 SM), itupun sudah berumur ribuan tahun. Orang-orang Cina pada waktu itu mengunyah teh (770 SM–476 SM) mereka menikmati rasa yang menyenangkan dari sari daun teh. Teh juga sering kali dipadukan dengan ragam jenis makanan dan racikan sop (Sumber: https://id.wikipedia.org).

Itu tadi sedkit asal-muasal dari ditemukannya teh yang memang sudah ada dai dulu sobat awb. Nah bagi kita khususnya masyarakat indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan tanaman yang satu ini. bahkan hampi dari semua kalangan menukainya. Maka tak heran jika diindonesia banyak kita jumpai petani teh bahkan tempat perkebunan teh yang dapat dijadikan sebagai salah satu tempat objek wisata sepeti bebapa pekebunan teh ang ada diindonesia beikut ini:
  1. Kebun Teh Wonosari, Malang.
  2. Kebun Teh Tambi, Wonosobo.
  3. Kebun Teh Nglinggo, Kulonprogo.
  4. Kebun Teh Rancabali di Ciwedey, Bandung.
  5. Kebun Teh Kemuning, Karanganyar.
  6. Kabun Teh Kaligua, Brebes.
  7. Kebun Teh Kayu Aro, Jambi.
  8. Kebun Teh Sidamanik, Pematangsiantar.
  9. Kebun Teh Gunung Mas, Bogor.
Dibalik keindahan itu petani atau pembudidaya teh juga haus mengetahui apa saja jenis hama yang dapat menyerang tanaman mereka, diantaranya;
Mengenal dan Memahami Tentang Hama Yang Menyerang Tanaman Teh
Tungau jingga (Tenuispelpus obovatus)
1. Tungau jingga (Tenuispelpus obovatus)
(Acarina: Tetranychidae)
Gejala serangan pada hama ini mengakibatkan kebun teh tampak kecoklat-coklatan, apabila didekati tampak tanaman tidak mempunyai pucuk sama sekali, karena habis dimakan sama tungau ini sobat awb. Namun jika daun mudanya diserang dapat berguguran tapi jika daun yang tua diserang maka tangkainya akan berubah menjadi kecoklat-coklatan dan daunya tidak gugur. Umumnya serangan tungau ini terjadi pada musim kemarau.
Setelah kita memahami gejala yang timbul akibat dari serangan tungau pada teh tadi, sekarang kita harus mengetahui tentang gimana si tungau hidup atau bahasa formalnya daur hidup. Tujuanya agar kita dapat menentukan metode dan fase yang tepat untuk mengendalikan jenis hama ini. Untuk situngau ini telurnya berbentuk lonjong. Kecil-kecil, berwarna merah. Lalu larvanya pada umumnya hidup nerkelompok dan setelah 14 hari larva tersebut berubah menjadi dewasa. Pada tungau yang telah "puber" eeh salah maksutnya dewasa memiliki warna yang khas benget yaitu sesuia namanya (berwarna jingga) mungkin karena ini ya disebut tungau jingga. Dan sifat dari tunggau ini adalah polifag.
Untuk pengedaliannya diataranya dapat berupa:
*menggunakan tanaman pelindung, yang tujuanya untuk mengurangi tingkat perkembang biakan tungau tersebut. Namun yang perlu sobat awb perhatikan untuk menerapkan ini sobat awb pastikan bahwa tanaman teh tidak sedang terserang cacar daun, karena penggunaan metode ini (tanaman pelindung) dapat memperparah penyakit cacarnya.
*untuk cara kedua dalam mengatasi serangan tungau jingga ini dapat dilakungan dengan menggunakan pengendalian secara kimiawi yaitu berupa insektisida. Namun jika tidak ingin menggunakan bahan kimia dapat menghunaka bahan alami yaitu menggunakan jamur buaferia, cara ini merupakan pengedalian yang bersifat hayati/pengedalian hayati.
Mengenal dan Memahami Tentang Hama Yang Menyerang Tanaman Teh
Ulat penggulung daun teh/ Cydia leucostoma
2. Ulat penggulung daun teh/ Cydia leucostoma
(Lepidoptera: Olethreutidae)
Gejala serangan pada ulat ini dapat mengakibatkan daun teh menggulung dalam jumlah besar, pada bagian yang menggulung tersebut daunnya menjadi rusak sehingga pertimbuhannya menjadi abnormal atau tidak normal. Jadi karena tanaman teh yang dipanen  adalah daun maka secara otomatis dapat merugikan secara ekonomi
Cara hidup dari ulat ini bermula dari telur yang diletakan di daun teh (siapa yang ngletakin? Hayoo!!!) oleh induknya. Lalu setelah telur menetas akan menjadi larva dengan keistimewaan larva tersebut memiliki daya lekat yang berasal dari benang liur pada tepi pucuk daun yang ditempatinya. Karena benang liur diletakan secara melintang, maka dapat membuat pucuk daun tersebut seakan terangkat, sehingga sulit untuk membuka dan akan menggulungnya. Pergerakan pada daun muda dari bagian dalam. Terkadang lebih dari satu daun muda yang digerek. Setelah melakukan penggulungan pada daun muda, maka larva akan keluar dari daun muda tersebut lalu berpindah kedaun tua. Dan pada daun tua juga melakukan penggulungan sama halnya seperti yang dilakukan pada daun muda tadi. Hanya saja setelah daun tua berhasil digulung maka bagian dalam akan dilapisi dengam benang liurnya. Pembentukan pupa berlangsung pada daun tua ini dimana berlangsung selama 50 sampai 60 hari. Panjang larva instar akhir mencapai 11 mm, dengan warna kehijau-hijauan. Untuk dewasanya berupa kupu-kupu berukuran kecil, dimana panjang tubuhnya 8-10 mm, saya depan berwarna kelabu agak kelam.
Untuk pengedaliannya secara mekanis, dapat dilakukan dengan pemetikan pada daun-daun teh yang menggulung atau mengadakan sortasi pada saat melakukan penimbangan daun-daun, diama semua daun-daun teh yang menggulung dipisahkan kemudian di bakar.
Mengenal dan Memahami Tentang Macam-macam Hama Yang Menyerang Tanaman Teh
Ulat srengenge/ Setora nitens
3. Ulat srengenge/ Setora nitens
(Lepidoptera: Limacodidae)
Gejala serangan akibat dari ulat ini dapat menyerang daun teh yang masih muda dan yang tua, sehingga tanaman teh tampak separti gundul.
Cara hidup ulat ini dimulai dari telur yang diletakan secara berkelompok yang dilindungi oleh lapisan seperti lilin. Larva ulat ini merupakan larva ulat gatal yang berwarna merah atau hijau kekuning-kuningan. Pada bagian dorsal terdapat garis berwarna biru dwngan bercak-bercak berwarna coklat, panjang tubuh kurang lebih 35 mm, debgan stadium pupa berkisar antara 19 sampai 23 hari. Untuk kupu-kupunya (dewasa) berwarna coklat, pada sayap bagian depan terdapat gambar seperti palang berwarna coklat, sedangkan sayap bagian belakang berwarna agak pucat. Untuk daur hidupnya kurang lebih 7 sampai 10 minggu, bahkan pada daerah dingin dapat mencapai 4 sampai 4,5 bulan. Selain menyerang daun teh, hama ini juga merupakan inang pada tanaman kelapa.
Pengendalian akibat serangan ulat ini dapat dilakukan dengan pemanfaatan musuh alami. Parasitoid yang menyerang larva, seperti Chaetexorista javana. Lalat sering keluar dari kokon-kokonnya. Daya parasitasi mencapai 90%. Selain lalat, musuh alami yang lain adalah kepik  buas Canthecona sp. Selain itu pengedalian terhadap ulat ini adalah dengan menggunakan insektisida.
Mengenal dan Memahami Tentang Hama Yang Menyerang Tanaman Teh
Kepik pengisap daun teh (Helopeltis sp.) dan  Empoasca sp

4. Kepik pengisap daun teh (Helopeltis sp.) dan  Empoasca sp.
Empoasca sp.
Hama ini sebenarnya hama utama pada tanaman kapas. Akibat pengaruh lingkungan saat ini menyerang juga tanaman teh. Serangan terdapat pada pucuk dan daun muda dengan cara mengisap cairan daun. Bertelur pada pagi dan sore hari, serta menetas sekitar 6 hari. Stadia nimfa lamanya sekitar 15 hari dengan 4 instar yang hidup di bawah daun. Tanaman inang hama ini seperti: leguminosa, pupuk hijau, dadap, cabe, dll. Pengendalian dapat dilakukan dengan insektisida dan sanitasi sarana panen.
Helopeltis dan Helopeltis theivora
(Famili Miridae, Ordo Hemiptera)
Kepik pengisap daun atau Helopeltis menyerang pucuk daun muda. Kepik ini menusuk dan mengisap daun teh sehingga menjadi bercak-bercak hitam. Serangan pada ranting dapat menyebabkan kanker cabang. Serangga betina meletakkan telu kira-kira 80 butir. Telur dimasukkan ke urat daun teh atau cabang pucuknya secara tersembunyi untuk menghindari serangan predator. Telur juga dimasukkan ke dalam ujung cabang hijau yang baru dipangkas. Nimfa (“mikung”) berwarna oranye kemerah-merahan. Dewasa (“indung”) berwarna hitam-putih menjadi hitam-merah untuk antonii atau hitam-hijau untuk theivora. Helopeltis dewasa mempunyai tiang kecil seperti jarum yang menonjol dari tengah punggungnya (thorax). Jangka hidup nimfa dari menetas sampai dewasa adalah 3 sampai dengan 5 minggu, sedangkan serangga dewasanya bisa sampai 2 minggu.
Pengendalian: untuk pengendalian akibat serangan dari hama ini dapat dengan melakukan pemetikan dengan daur petik 7 hari, pemupukan berimbang, sanitasi, mekanis. Helopeltis ini memiliki banyak musuh alami seperti laba-laba lompat, belalang sembah, capung dan predator lain sebagai agen pengendalian hayati.

1 Response

  1. Helopeltis dan empoasca gambar terbalik sepertinya 🙏

    ReplyDelete
  • Silahkan tinggalkan pesan dengan menggunakan parse box tool untuk menambahkan style komentar.
    b untuk style font tebal ,um untuk style font miring ,u untuk style font garis bawah dst..
    Untuk memasukan gambar dan video yt masukan url lalu klik img atau yotube
  • Untuk menyampaikan expresi gunakan emoticon
  • Untuk mengupload gambar bisa menggunakan Upload img lalu salin link url dengan kode
    [img]url gambar[img]
  • Jangan lupa aktifkan notif me/Beri tahu saya pada kolom komentar agar mendapat email balasan komentar sobat
Show Parser Box
Show emo

b em u quote
pre code img youtube
embed
:)
=)
:(
:D
:v
;)
^_^
:(
(y)
;3

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel